Kajian Ilmiah Yang 'Mindblown' Tentang Teknologi Umat Terdahulu
PENELITIAN PARA AHLI ARKEOLOGI
Sebelum 4000 tahun SM, kita telah mengelaskan ia sebagai zaman pra sejarah manakala peradaban Sumeria dianggap sebagai peradaban tertua didunia. Selama ini terdapat berbagai perbincangan, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahawa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang amat maju sebelum tahun 4000 SM.
Teori Atlantis, Lemuria dan kini diperkukuhkan lagi dengan bukti bertulis melalui percakapan Plato tentang sebuah perbualan Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis. Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha. Dinasti Rama kuno, bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Piramid Mesir mahupun Amerika Selatan.
Perhatian tertumpu kepada sebuah teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklear lebih dari 6000 tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur dianggarkan berkembang dan mengalami saat keemasan di antara tahun 30000 SM sehingga 15000 SM.
Wilayah Atlantis bermula dari lautan Mediteranian hingga ke Pergunungan Andes di seberang Lautan Atlantis manakala Dinasti Rama berkuasa di bahagian Utara India-Pakistan-Tibet hinggalah ke Asia Tengah.
Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) sehingga kini masih belum dapat diterjemahkan dan para ahli arkeologi menjangkakan peradaban itu adalah jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini oleh semua manusia (4000 BC).
Beberapa naskah Wedha dan Jain yang diantara lain menceritakan mengenai Ramayana dan Mahabharata, ini ternyata memuatkan bukti sejarah mahupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan memiliki tujuh kota utama ‘Seven Rishi City’ yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).
Penulis mengulangi, di dalam suatu babak kitab Mahabarata ada mengesahkan bahawa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda menyerupai kapal terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang menyerupai rudal/roket yang dapat menimbulkan musibah sekaligus melepaskan nyalaan api yang terang di atas wilayah musuh, lalu bumi bergegar, asap tebal naik tinggi diawanan, dalam beberapa ketika akibat kekuatan ledakan senjata itu maka ia telah menghancurkan dan menghanguskan semua benda serta objek yang ada disitu.
Sehingga kini jawapan yang masih belum ditemukan, senjata apakah yang sebenarnya digunakan oleh Arjuna dengan Weimana-nya itu?
Hasil kajian dan penelitian yang dilakukan di tepi Sungai Gangga, india. Para arkeologi menemukan banyak sekali sisa-sisa dan puing-puing yang telah bertukar menjadi batuan hangus di atas hulu sungai. Batuan yang besar pada runtuhan ini dilekatkan menjadi satu, permukaannya menonjol dan cengkung tidak merata. Jika ingin meleburkan batuan tersebut, suhu yang paling rendah diperlukan adalah sekitar 1800 darjah celsius. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklear sahaja yang mampu mencapai suhu sedemikian.
Di dalam hutan primitif di sekitar pendalaman India, kebanyakan ahli arkeologi telah menjumpai lebih banyak runtuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh membentuk hablur seperti kristal, licin berkaca, lapisan luar perabot rumah yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga kelihatan seolah-olah seperti kaca. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah menemukan runtuhan perang nuklear prasejarah. Batu kaca pada runtuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan ujian senjata nuklear.
Dari berbagai sumber yang saya pelajari, secara umumnya dapat saya gambarkan mengenai pelbagai teori dan penelitian mengenai subjek ini dan telah memberikan beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain adalah :
# Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami saat keemasan (Golden Age) sekitar tahun 30000-15000 BC.
# Keduanya telah menguasai teknologi nuclear.
# Keduanya telah memiliki teknologi persenjataan dan aeronautical yang canggih dengan memiliki pesawat yang berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut di dalam Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).
# Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), bersesuaian dengan naskah Plato.
# Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kotanya yang dapat ditemui sehingga kini adalah Mohenjo-Daro.
# Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan kemusnahan dala menggunakan senjata nuklear.
# Ahli Arkeologi berjaya menemukan puing-puing mahupun sisa-sisa tengkorak manusia di Mohenjo-Daro yang mengandungi kandungan radio-aktif yang hanya terdapat apabila terhasilnya ledakan Thermonuklear skala besar.
# Dalam sebuah epik mengenai Mahabharata, menceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur missal yang kesannya menyerupai kemusnahan senjata nuklear pada masa kini.
# Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara terang dan lengkap menggambarkan bentuk dari ‘peralatan terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.
Kesimpulananya segala penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahawa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklear. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklear yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif sehingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
Loji Nuklear yang Berusia 2 juta Tahun di Oklo, Republik Gabon |
Pada tahun 1972 terdapat sebuah penemuan luar biasa yang akan memperkukuhkan lagi kajian wujudnya peradaban masa lalu yang telah melalui era pengunaan nuklear dengan penemuan loji Reaktor Nuklear yang berusia dua juta tahun di Oklo sekitar Republik Gabon. Pada tahun yang sama sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimport bahan uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diproses. Mereka terkejut dengan penemuan bahawa bahan uranium yang diimport ternyata sudah diproses dan digunakan sebelum ini serta kandungan uraniumnya dengan bahan buangan reaktor nuklear hampir sama. Penemuan ini berhasil menarik para ilmuwan untuk datang ke Oklo bagi suatu penelitian, dari hasil kajian menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklear berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasiti kurang lebih 500 ton bahan uranium di enam wilayah, dijangkakan ia dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Loji nuklear tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.
Kejutan demi kejutan ditemui dan yang paling mengejutkan apabila sisa buangan reactor nuclear yang dibuang tidak tersebar luas, kesan radioa aktifnya lebih kurang sekitar 40 meter dari kawasan buangan sisa nuclear, jika kita lihat teknologi pemusnahan sisa reactor nuclear ini jauh lebih hebat berbanding sekarang dan ketika ini kita sibuk membincangkan menangani isu pembuangan sisa nuclear . Ternyata mereka telah maju dan lebih maju dari kita dalam teknologi nuclear dan mengatasi sisa pembuangan loji reactor nuclear . Mereka memanfaatkan alam sekitar dengan sebaik mungkin tanpa berlaku pencemaran dari sisa nuclear yang telah digunakan.
Loji uranium di Oklo telah pun dibangunkan kira-kira dua juta tahun yang lalu, setelah terdapat bukti dari pada data geologi reactor nuclear kemudian telah pun dibangunkan. Hasil kajian para pengkaji mereka sebulat suara mengakui bahawa ini adalah sebuah reactor nuclear kuno, yang akan mengubah cara pengunaan bahan nuklear selama ini, secara tidak langsung ia telah pun memberikan kita cara bagaimana untuk mengatasi sisa pembuangan nuclear. Ia juga telah menghambat para ilmuan untuk lebih serius dalam mempelajari peradaban prasejarah, dengan kata lain sejak zaman pra sejarah mereka telah maju didalam pembangunan dan teknologi nuclear.
Seperti yang kita sedia maklum, penguasaan teknologi atom oleh manusia selepas zaman pra sejarah masih lagi baru, ianya sekitar beberapa puluh tahun yang lalu. Tetepi dengan adanya penemuan ini fakta itu tidak tetap dan sekaligus menerangkan bahwa pada dua juta tahun yang lampau manusia sudah pun memiliki sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita kini, serta lebih maju di dalam cara penggunaan dan pengolahannya. Hal yang patut membuat kita merenung sedalam-dalamnya ialah mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak dapat mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tinggal hanyalah sedikit kesan lalu. Maka bagaimanakah kita harus meniliti kesemua penemuan ini?
Permulaan sebelum dua juta tahun yang lalu hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini telah terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang menuju ke binasaan?
Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah tentu kita tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahawa mengapa tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih lagi untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulangi kemusnahan beberapa peradaban yang lalu?. Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini hampir serupa dan mungkin mereka lebih maju dari pada kita? Semua masalah ini patut kita renungkan sedalam-dalamnya.
Seperti yang dirakamkan di dalam Al-quran:
Apakah mereka tidak memperhatikan beberapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, iaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai yang mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka kerana dosa mereka sendiri dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.|Qs.Al-An’am: 6|
Tahukah anda bahawa 700,000 tahun dahulu, manusia melayari lautan dengan binaan kapal yang bagus?
Atau pernahkah anda mendengar manusia yang digelar sebagai ‘orang gua primitif’ memiliki kemahiran artistik dan pemahaman sebagaimana yang dipunyai oleh artis moden?
Adakah anda tahu bahawa Neanderthal yang hidup sejak 80,000 tahun dulu dan digambarkan oleh para evolusionis sebagai ‘manusia beruk’, juga mampu membuat alatan muzik, memperoleh keselesaan dari pakaian dan aksesori, dan berjalan di atas pasir panas beralaskan sandal?
Dalam segala kemungkinan anda mungkin tidak pernah mendengar fakta-fakta berkenaan. Sebaliknya, anda telah diberi tafsiran salah bahawa manusia tersebut adalah separuh manusia dan separuh beruk, tidak mempu berdiri lurus, kurang kemahiran untuk berkomunikasi dan hanya mengeluarkan bunyi dengusan yang pelik. Ini kerana dalam masa lebih daripada 150 tahun, kebanyakan orang seperti anda telah dihujani oleh keseluruhan penipuan ini.
Tujuannya adalah untuk meneruskan perjuangan falsafah materialis yang menafikan kewujudan Allah SWT. Menurut perspektif yang menyeleweng ini, alam semesta dan kebendaan adalah abadi. Dengan erti kata lain, ia tiada permulaan, dan juga tiada Pencipta. Asas yang kononnya saintifik untuk kepercayaan karut ini adalah teori evolusi.
Oleh kerana mereka mendakwa bahawa alam semesta tiada Pencipta, para evolusionis harus memberi penjelasan tentang bagaimana kehidupan dan sejumlah spesis lain wujud di bumi ini. Untuk tujuan itu, mereka menggunakan teori evolusi. Berdasarkan teori ini, semua kejadian dan kehidupan di alam semesta berlaku secara kebetulan. Sebahagian benda tidak bernyawa di zaman purbakala bercantum secara tidak sengaja lalu membentuk sel hidup pertama. Kemudian organisma terwujud hasil daripada ketidaksengajaan selama jutaan tahun ini. Dan akhirnya manusia wujud sebagai peringkat terakhir rantaian evolusi.
Sejarah awal manusia – yang dianggap hasil daripada perubahan secara kebetulan selama jutaan tahun, dan setiap satunya lebih mustahil daripada perubahan terakhir, telah diselewengkan untuk menyokong senario songsang ini. Evolusionis, yang sememangnya ketiadaan bukti-bukti kukuh, mendakwa bahawa asal sejarah manusia adalah seperti berikut: Bermula seperti bentuk kehidupan lain, berlangsung daripada organisma purba hingga kepada manusia yang dipercayai perkembangan paling maju berbanding yang lain. Oleh itu, sejarah manusia kononnya berkembang daripada komuniti primitif kepada masyarakat bandar yang moden. Hakikatnya, anggapan ini sama sekali tidak mempunyai sebarang bukti. Ia juga menggambarkan sejarah manusia seperti yang didakwa oleh falsafah materialis dan teori evolusi.
Para saintis evolusionis — dalam usaha mereka untuk menyokong proses evolusi yang dianggap bermula daripada sel tunggal kepada organisma berbilang sel, kemudian daripada beruk kepada manusia – bukan saja telah ‘menulis’ semula asal-usul manusia, bahkan juga ‘mencipta’ era khayalan seperti ‘Zaman Orang Batu’ dan ‘Zaman Batu’ untuk menjelaskan cara hidup‘Orang Primitif’.
Evolusionis, yang percaya pada kepalsuan bahawa manusia dan beruk berasal daripada moyang yang sama, telah memulakan usaha dalam kajian baru demi membuktikan dakwaannya. Untuk itu, mereka meneliti setiap batu, atau mata panah, atau mangkuk yang ditemui semasa penggalian arkeologi. Walau bagaimanapun, gambaran ‘manusia beruk’ duduk di dalam gua yang gelap sambil berpakaian berbulu serta tidak mampu bercakap dengan baik, semuanya adalah rekaan semata-mata. Orang primitif tidak pernah wujud, begitu juga dengan Zaman Batu.
Semuanya adalah pembohongan evolusionis dengan sebahagian bantuan media.Dakwaan para evolusionis telah diruntuhkan sepenuhnya oleh perkembangan terbaru dalam bidang sains – terutamanya dalam ilmu biologi, paleontologi, mikrobiologi, dan genetik. Pendapat bahawa masing-masing spesis berubah menjadi ‘versi terbaru’, telah dibuktikan salah.
Manusia juga tidak berkembang daripada makhluk beruk. Manusia sememangnya adalah manusia sejak kewujudan mereka lagi, dan mempunyai peradaban canggih sehingga ke hari ini. Maka, ‘evolusi sejarah’ juga tidak pernah terjadi.
Artikel yang panjang ini akan mendedahkan bukti-bukti saintifik bahawa ‘evolusi sejarah manusia’ hanyalah pembohongan semata-mata, dan kami akan menunjukkan bagaimana hakikat penciptaan telah disokong oleh penemuan saintifik terkini. Manusia wujud di dunia ini bukan melalui evolusi, tetapi dengan penciptaan sempurna Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui.
Seperti mana yang telah dilakukan dalam evolusi manusia, perspektif sejarah evolusionis juga mengkaji sejarah manusia dengan membahagikannya kepada beberapa jangka waktu. Konsep rekaan seperti Zaman Batu, Zaman Gangsa dan Zaman Besi merupakan bahagian penting kronologi evolusionis. Oleh kerana gambar khayalan ini dipaparkan di sekolah, surat khabar dan televisyen, kebanyakan orang menerima rekaan ini tanpa soal dan membayangkan manusia dulu kala hidup dengan hanya menggunakan peralatan batu purba dan ketiadaan teknologi.
Tetapi gambaran sebenar muncul apabila penemuan arkeologi dan fakta-fakta saintifik dikaji. Kesan dan tinggalan yang ada sehingga kini – peralatan, jarum, serpihan seruling, dekorasi dan hiasan peribadi – menunjukkan dari segi budaya dan sosial bahawa manusia sememangnya telah menjalani kehidupan bertamadun sepanjang sejarah.
Ribuan tahun dahulu, manusia tinggal di rumah, terlibat dengan pertanian, bertukar barangan, menghasilkan tekstil, makan, melawat kenalan, meminati muzik, membuat lukisan, merawat orang sakit, melakukan penyembahan – ringkasnya, mereka menjalani kehidupan normal seperti mana hari ini. Golongan yang memberi perhatian kepada ajaran nabi-nabi utusan Allah telah mengimani-Nya, Tuhan yang Satu, manakala golongan yang lain menyembah berhala. Orang beriman berpaut pada nilai moral seperti yang dikehendaki oleh Allah, sementara pihak lain terlibat dengan pelbagai amalan karut dan upacara menyimpang. Sepanjang sejarah, seperti mana hari ini, terdapat golongan yang percaya dengan kewujudan Allah, dan juga golongan pagan dan ateis.
Sejak dulu lagi, tentunya ada di antara manusia yang hidup serba ringkas dan dalam keadaan primitif, dan ada juga masyarakat yang hidup lebih maju. Tetapi ini sama sekali tidak membuktikan evolusi sejarah, kerana sementara satu bahagian dunia melancarkan kapal ke angkasa, masyarakat di satu bahagian lagi masih tidak dilengkapi dengan kemudahan elektrik. Walau bagaimanapun, ini tidak bermaksud bahawa mereka yang membina kapal angkasa adalah lebih maju secara mental atau fizikal – dan berkembang jauh dan lebih berbudaya – tidak juga bermakna golongan yang satu lagi hampir kepada manusia beruk khayalan. Semua ini sekadar menunjukkan perbezaan dalam budaya dan tamadun.
Jika anda mengkaji sejarah manusia seperti mana yang didakwa oleh evolusionis, anda akan menemui paparan terperinci tentang bagaimana moyang manusia yang kononnya primitif menjalani kehidupan seharian mereka. Sesiapa pun yang tertarik dengan cara berwibawa dan berkeyakinan ini tanpa sebarang ilmu tentang subjek tersebut, juga akan menganggap semua ‘rekaan semula yang serba artistik’ ini adalah berdasarkan bukti saintifik. Para saintis evolusionis hadir dengan penerangan terperinci seolah-olah mereka telah wujud sejak ribuan tahun dahulu dan berpeluang untuk melakukan pemerhatian. Mereka mengatakan bahawa moyang kita – yang kini telah belajar untuk berdiri di atas dua kaki dan tidak tahu menggunakan tangan – mula membuat peralatan dari batu, dan untuk sekian lamanya mereka tidak menggunakan selain daripada peralatan yang diperbuat daripada batu dan kayu. Hanya kemudiannya mereka mula menggunakan besi, tembaga dan loyang. Tetapi dakwaan ini lebih berdasarkan salah tafsiran dalam penemuan yang selari dengan pra-andaian evolusionis, bukan fakta saintifik.
Seorang ahli arkeologi, Paul Bahn dalam bukunya yang bertajuk Archaeology: A Very Short Introduction menjelaskan bahawa evolusi manusia adalah cerita dongeng semata-mata, dan menambah bahawa banyak sains yang berdasarkan cerita dongeng seumpamanya. Beliau bertegas bahawa perkataan ‘dongeng’ digunakan dalam makna positif, tetapi hakikatnya itulah yang sebenarnya. Beliau kemudian mengajak pembacanya untuk memikirkan tentang ciri-ciri tradisional evolusi manusia: memasak dan unggun api, gua yang gelap, upacara, pembuatan alatan, penuaan, perjuangan dan kematian. Beliau ternyata merasa ragu, berapa banyak daripada andaian ini yang berdasarkan kepada telulang dan tinggalan sebenar, dan berapa banyak yang berlandaskan kriteria sastera?
Bahn enggan untuk menjawab secara terbuka persoalan yang diutarakannya: iaitu, evolusi manusia lebih berlandaskan kepada kriteria sastera berbanding saintifik.
Hakikatnya, masih terdapat banyak persoalan yang belum terungkai dan ketidaksejajaran dalam penjelasan tersebut, dan sukar untuk dikesan oleh mereka yang mempunyai dogma evolusionis. Misalannya, mereka merujuk kepada Zaman Batu, tetapi gagal untuk menjelaskan bagaimana perkakas dan tinggalannya dibentuk dan diukir. Walaupun berkeras bahawa dinosaur mula bersayap dan terbang dalam usaha untuk menangkap lalat, tetapi mereka juga tidak mampu menerangkan bagaimana serangga bersayap berkebolehan untuk terbang. Mereka cenderung untuk melupakan semua persoalan, dan ingin orang lain mengikut jejak mereka.
Namun begitu, membentuk dan mengukir batuan bukanlah satu tugas yang mudah. Adalah mustahil untuk membuat peralatan batu yang tajam dan sempurna, seperti yang terdapat di zaman sekarang, dengan menggeserkan batu dengan batu. Membentuk batu kasar seperti granit, basalt dan dolerit tanpa memecahkannya hanya boleh dilakukan dengan menggunakan kikir besi, mesin pelarik dan ketam. Begitu juga dengan gelang, anting-anting dan rantai leher yang berusia puluhan ribu tahun yang tidak mungkin dapat dihasilkan dengan perkakas batuan. Lubang-lubang halus pada objek berkenaan tidak dapat dibuat dengan menggunakan batu. Hiasan juga tidak dapat dibentuk dengan mengorek atau mengikisnya dengan batu. Kesempurnaan pada objek-objek yang dipersoalkan menunjukkan bahawa logam pejal pasti telah digunakan.
Ramai ahli arkeologi dan saintis telah membuat ujikaji untuk melihatkan sama ada artifak purba boleh dihasilkan seperti yang dibayangkan oleh evolusionis. Profesor Klaus Schmidt, contohnya, telah melakukan eksperimen terhadap ukiran pada blok batuan di Göbekli Tepe, Turki, yang dianggarkan berusia 11,000 tahun. Beliau memberi perkakas batu kepada beberapa pekerja, jenis sama yang telah digunakan pada waktu dulu berdasarkan dakwaan evolusionis, dan menyuruh mereka membuat ukiran sama pada jenis batuan yang sama. Selepas berusaha dua jam tanpa henti, apa yang mereka dapati hanyalah kebuntuan.
Anda juga boleh melakukan ujian yang sama di rumah. Dapatkan sepotong batu keras seperti granit dan cuba jadikannya lembing seperti yang telah digunakan oleh mereka yang hidup 100,000 tahun dahulu. Tetapi anda tidak dibenarkan untuk menggunakan selain daripada sepotong granit tersebut dan juga batu. Sejauh mana anda rasa dapat melakukannya? Mampukah anda menghasilkannya dengan hujung runcing, simetri, kehalusan dan gilapan yang sama seperti yang terdapat dalam lipatan sejarah?
Mari kita bergerak lebih jauh; dapatkan sepotong granit berukuran satu meter persegi, kemudian cuba ukirkan gambar seekor haiwan untuk menunjukkan kedalaman ukiran pada permukaan granit. Bagaimanakah keputusan yang mungkin anda akan perolehi dengan mengasah batu pada sepotong batu pejal? Jelas bahawa tanpa adanya perkakas besi dan keluli, anda tidak akan mampu membuat walaupun sebentuk lembing, apatah lagi ukiran batu yang menarik.
Pemotongan dan pengukiran batuan adalah bidang yang memerlukan kemahiran tersendiri. Teknologi yang diperlukan adalah penting untuk membuat kikir besi, mesin pelarik dan perkakas lain. Ini menunjukkan bahawa alatan berkenaan memang telah digunakan pada masa tersebut dan teknologi ‘primitif’ juga berkembang maju. Dengan erti kata lain, dakwaan evolusionis bahawa cuma peralatan batu yang diketahui dan ketiadaan teknologi hanyalah sekadar mitos. Zaman Batu tidak pernah wujud.
Namun, adalah munasabah bahawa peralatan keluli dan besi yang digunakan untuk memotong dan membentuk batuan tidak kekal sehingga ke hari ini. Dalam persekitaran yang secara semulajadi lembap dan berasid, semua alatan logam akan melalui pengoksidaan dan akhirnya lesap. Apa yang tinggal hanyalah pecahan dan serpihan batuan hasil kerja mereka yang mengambil masa lebih lama untuk lenyap. Tetapi untuk mengkaji serpihan berkenaan dan mengatakan bahawa masyarakat dahulu kala cuma menggunakan batu bukanlah rumusan saintifik.
Kini, ramai evolusionis akur bahawa penemuan arkeologi tersebut langsung tidak menyokong Darwinisme. Seorang ahli arkeologi evolusionis, Richard Leakey, mengakui bahawa dakwaan terhadap penemuan-penemuan itu adalah mustahil dari perspektif teori evolusi, terutamanya peralatan batu:
Hakikatnya, bukti kukuh tentang kelemahan hipotesis pengikut Darwin boleh ditemui dalam rekod arkeologi. Jika mereka benar, maka kita berharap untuk melihat kewujudan serentak bukti dalam rekod-rekod arkeologi dan fosil bagi hidupan berkaki dua, teknologi dan pembesaran saiz otak.
Dalam pengkelasan sejarah, evolusionis secara dogmatik mentafsir objek-objek yang ditemui berlandaskan teori mereka sendiri. Berdasarkan dakwan mereka terhadap kebanyakan ketamadunan purba, logam masih belum ditemui sewaktu Zaman Gangsa, dan besi hanya mula digunakan kemudiannya.
Walau bagaimanapun, telah disebutkan tadi bahawa besi, keluli dan logam lain teroksida dan reput lebih cepat berbanding batu. Sesetengah logam seperti gangsa mempunyai daya tahan terhadap pengoksidaan dan kekal lebih lama berbanding yang lain. Maka, memang wajar jika objek gangsa yang ditemui adalah lebih berusia daripada objek-objek yang diperbuat daripada besi.
Tambahan pula, adalah tidak logik untuk mengatakan bahawa masyarakat yang mampu menghasilkan gangsa tidak perasan akan kewujudan besi, dan masyarakat yang mempunyai kemahiran teknikal dalam penghasilan gangsa tidak menggunakan logam-logam lain.
Gangsa dihasilkan dengan mencampurkan timah, arsenik dan antimoni, serta sedikit zink dan tembaga. Mereka yang membuat gangsa mesti mempunyai pengalaman kerja berkaitan unsur-unsur kimia seperti tembaga, timah, arsenik, zink dan antimoni, tahu tahap suhu untuk mencairkannya, dan mempunyai relau untuk mencair dan menggabungkan mereka. Tanpa pengetahuan tersebut, adalah sangat sukar untuk menghasilkan campuran logam yang berjaya.
Bijih tembaga didapati dari batu keras dan usang dalam bentuk hablur (juga dikenali sebagai ‘tembaga asli’). Masyarakat yang menggunakan tembaga terlebih dahulu harus mempunyai tahap pengetahuan untuk mengenal pasti serbuk tembaga daripada batuan pejal. Kemudian, lombong perlu dibina untuk mengekstrak, mengasing, dan membawa tembaga ke permukaan. Jelaslah bahawa tugas-tugas berkenaan tidak dapat dilakukan dengan perkakasan batu dan kayu.
Untuk mencairkannya, bijih tembaga mesti diletakkan di atas nyalaan api dengan suhu 1,084.5°C (1,984°F). Pam angin juga diperlukan untuk membekalkan aliran udara yang berterusan kepada api. Masyarakat yang bekerja dengan tembaga juga harus membina relau yang boleh menghasilkan suhu tinggi dan juga peralatan seperti periuk pelebur logam dan penyepit.
Ini adalah ringkasan berkaitan dengan kemudahan teknikal yang diperlukan untuk bekerja dengan tembaga – logam yang sememangnya terlalu lembut untuk bertahan lama terhadap sisi yang tajam. Penghasilan gangsa yang lebih keras dengan menambah timah, zink dan elemen lain kepada tembaga merupakan proses yang lebih canggih kerana setiap logam memerlukan proses berlainan. Semua fakta ini menunjukkan bahawa komuniti yang terlibat dengan perlombongan, penghasilan logam campuran dan pekerjaan logam harus mempunyai pengetahuan terperinci. Adalah tidak logik dan konsisten untuk mendakwa bahawa masyarakat dengan pengetahuan komprehensif sebegini tidak pernah menemui besi.
Sebaliknya, dakwaan evolusionis bahawa logam belum ditemui dan tidak diaplikasikan oleh masyarakat purbakala dibuktikan tidak benar oleh penemuan arkeologi. Bukti-bukti penemuan seperti tinggalan kenderaan air yang diperbuat daripada logam berusia 100,000 tahun, sfera logam berusia 2.8 bilion tahun, sebuah periuk besi yang dianggarkan berusia 300 juta tahun, serpihan tekstil pada tanah liat berusia 27,000 tahun, dan kesan-kesan logam seperti magnesium dan platinum yang berjaya dicairkan di Eropah ratusan tahun dahulu, tinggalannya berusia ribuan tahun.
Sisa-sisa yang berselerakan ini telah menghancurkan sepenuhnya klasifikasi Zaman Batu Kasar, Zaman Batu Gosok, Zaman Gangsa dan Zaman Besi. Tetapi, walaupun kebanyakan besar penemuan ini telah tercetak dalam banyak penerbitan saintifik, ianya masih diabaikan oleh saintis evolusionis atau mungkin juga disembunyikan di bawah muzium. Cerita rekaan evolusionis telah dipersembahkan sebagai sejarah manusia, bukannya fakta sebenar.
Sepanjang sejarah, Allah telah mengutuskan pesuruh-Nya untuk mengajak manusia ke jalan kebenaran. Sesetengah daripada mereka patuh kepada utusan-utusan tersebut dan percaya akan kewujudan dan keesaan Allah, manakala sebahagian lagi tetap menolaknya. Sejak kewujudan manusia, mereka telah belajar percaya terhadap kesatuan dan keesaan Allah serta nilai moral agama sebenar melalui wahyu Ilahi. Oleh itu, dakwaan evolusionis bahawa masyarakat sebelum ini tidak percaya terhadap kesatuan dan keesaan Allah adalah salah. Al-Quran mendedahkan bagaimana Allah telah menghantar utusan sepanjang sejarah untuk mengajak manusia percaya dan hidup dengan nilai-nilai moral:
Pada mulanya manusia itu ialah umat yang satu (menurut agama Allah yang satu, tetapi setelah mereka berselisihan), maka Allah mengutuskan Nabi-nabi sebagai pemberi khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman dengan balasan Syurga) dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar dengan balasan azab Neraka); dan Allah menurunkan bersama Nabi-nabi itu Kitab-kitab Suci yang (mengandungi keterangan-keterangan yang) benar, untuk menjalankan hukum di antara manusia mengenai apa yang mereka perselisihkan dan (sebenarnya) tidak ada yang melakukan perselisihan melainkan orang-orang yang telah diberi kepada mereka Kitab-kitab Suci itu, iaitu sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas nyata, mereka berselisih semata-mata kerana hasad dengki sesama sendiri.
Maka Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang beriman ke arah kebenaran yang diperselisihkan oleh mereka (yang derhaka itu), dengan izinNya. Dan Allah sentiasa memberi petunjuk hidayatNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus (menurut undang-undang peraturanNya). |Qs. al-Baqarah: 213|
Ayat lain yang membuktikan bahawa utusan telah dihantar kepada setiap bangsa untuk memberi amaran kepada mereka, mengingatkan mereka tentang kewujudan dan keesaan Allah SWT, serta mengajak mereka untuk membuat kebaikan:
Sesungguhnya Kami mengutusmu dengan (agama) yang benar, sebagai pembawa berita gembira (kepada orang-orang yang beriman) dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar) dan tidak ada, sesuatu umat pun melainkan telah ada dalam kalangannya dahulu seorang Rasul pemberi ingatan dan amaran. |Qs. al-Faatir: 24|
Walaupun Allah telah mengutus pesuruh-Nya dan kitab suci, sesetengah manusia masih lagi tidak mengerti dan membelakangkan kebaikan agama yang sebenar serta mengamalkan kepercayaan karut. Ada di antara mereka yang mengembangkan kepercayaan pagan yang menyalahi tatasusila dengan menyembah tanah, batu, kayu, Bulan atau Matahari, bahkan juga memuja semangat jahat. Begitu juga dengan dunia hari ini, bersama dengan masyarakat yang beriman kepada agama yang benar, terdapat juga golongan yang menyembah api, Bulan, Matahari serta berhala yang diperbuat daripada kayu. Walaupun sedar tentang kewujudan dan keesaan-Nya, sesetengah daripada mereka masih lagi mengasosiasikan Allah.
Namun, Allah tetap menghantar utusan untuk menyedarkan mereka tentang kesilapan yang telah dilakukan. Mereka diajak meninggalkan kepercayaan karut dan berpegang kepada agama yang benar. Sepanjang masa dalam sejarah, ada golongan yang beriman dan ada yang ingkar, ada yang hidup dengan kepercayaan yang suci dan ada yang melanggar hukum.
Golongan beriman yang hidup di zaman para nabi telah menikmati kehidupan berkualiti dengan penuh tamadun. Mereka hidup dalam rangka sosial yang tersusun semasa zaman Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Yusuf a.s, Nabi Musa a.s, dan Nabi Sulaiman a.s, seperti mana mereka hidup pada hari ini. Tanpa mengira usia, orang-orang yang beriman bersembahyang, berpuasa, patuh kepada aturan Allah, hidup dalam suasana yang bersih dan berlandaskan hukum. Penemuan-penemuan arkeologi memperlihatkan taraf kehidupan yang sangat baik, mulia dan bersih yang dijalani oleh mereka yang patuh kepada Allah. Di zaman mereka, para nabi dan rasul serta golongan yang beriman menggunakan cara terbaik dan bersesuaian dengan suruhan Allah.
Semua perkembangan teknologi di zaman Namrud telah digunakan sebaiknya oleh Nabi Ibrahim a.s dan mereka yang percaya kepadanya. Pengetahuan teknikal di zaman Firaun diaplikasikan dalam pekerjaan Nabi Yusuf a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, serta pengikut-pengikut mereka. Tahap teknologi yang tinggi dalam bidang senibina, seni dan komunikasi di masa Nabi Sulaiman a.s digunakan dengan cara terbaik. Limpahan kekayaan dan kemuliaan yang dikurniakan oleh Allah sebagai rahmat kepada Nabi Sulaiman a.s menurunkan perasaan teruja kepada semua generasi.
Kita harus sedar bahawa segala informasi dan sumber yang dimiliki oleh masyarakat purba, termasuk juga yang dipunyai oleh masyarakat hari ini, merupakan anugerah Ilahi. Masyarakat ratusan ribu tahun dahulu mengasaskan tamadun, membuat lukisan menarik pada dinding-dinding gua puluhan ribu tahun dahulu, menghasilkan piramid dan ziggurat, membentuk tugu batu yang besar serta membina struktur-struktur hebat di altitud tertinggi Peru, semuanya mereka lakukan hasil ilham dan ajaran Allah. Mereka yang mengkaji zarah-zarah sub-atom hari ini, menghantar kapal ke angkasa dan menulis perisian komputer, juga atas keizinan daripada Allah. Segala pengetahuan yang dimiliki oleh manusia sejak penciptaan mereka merupakan rahmat daripada Ilahi, dan begitu juga dengan setiap tamadun yang telah diasaskan.
Allah menciptakan manusia daripada tiada serta memberinya rahmat dan dugaan sepanjang hidupnya di dunia. Setiap rahmat yang dilimpahkan juga merupakan ujian. Mereka yang tahu bahawa peradaban, teknologi dan sumber yang dimiliki sebenarnya adalah anugerah Ilahi akan berterima kasih kepada Allah yang Maha Pemurah:
Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras. |Qs. Ibrahim: 7|
Allah membenarkan hamba-Nya yang beriman untuk menikmati kehidupan yang menggembirakan di dunia dan juga di akhirat. Ini telah dijelaskan dalam Al-Quran:
Sesiapa yang beramal soleh, dari lelaki atau perempuan, sedang dia beriman, maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan sesungguhnya kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka telah kerjakan. |Qs. an-Nahl: 97|
Sebagai manifestasi daripada ayat tersebut, Muslim sepanjang sejarah telah memiliki kaedah terbaik di zaman mereka dan memimpin ke arah kehidupan yang menyenangkan. Secara semulajadi, sebahagian mereka telah diuji dengan pelbagai kesusahan dan masalah, tetapi ini tidak bererti mereka hidup serba kepayahan, keadaan primitif, dan tidak bertamadun. Tidak kira betapa kaya, selesa dan maju peradabannya, mereka yang tetap ingkar dan hidup tanpa nilai-nilai moral yang baik serta membawa kerosakan di muka bumi, akan sentiasa berakhir dengan kekecewaan. Tambahan pula, ramai di antara mereka yang mungkin menikmati teknologi yang lebih maju berbanding dengan yang dimiliki masyarakat moden hari ini. Ini dijelaskan dalam Al-Quran:
Tidakkah mereka telah berjalan dan mengembara di muka bumi, serta memerhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu dari mereka? Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka sendiri dan orang-orang itu telah meneroka bumi serta memakmurkannya lebih daripada kemakmuran yang dilakukan oleh mereka dan orang-orang itu juga telah didatangi oleh Rasul-rasulnya dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas nyata (lalu mereka mendustakannya dan kesudahannya mereka dibinasakan). Dengan yang demikian, maka Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri. |Qs. ar-Rum: 9|
Para evolusionis tetap berpendapat bahawa manusia pertama adalah makhluk separa beruk yang ciri-ciri mental dan fizikalnya berkembang mengikut peredaran masa serta mendapat keupayaan baru, dan juga percaya bahawa tamadun berubah atas sebab itu. Menurut dakwaan tersebut, tanpa berlandaskan mana-mana bukti saintifik, moyang kita di zaman purbakala hidup liar, mempunyai peradaban hanya selepas menjadi manusia, dan merakam perkembangan budaya seiring dengan peningkatan keupayaan mental mereka. Gambar rekaan orang primitif, dengan seluruh badan diselaputi bulu, cuba menyalakan api sambil mencangkung di bawah kulit haiwan, berjalan di sepanjang tepian sungai dengan haiwan buruan yang masih segar di bahu, cuba berkomunikasi dengan temannya melalui gerak badan dan dengusan, semuanya hanya rekaan semata-mata.
Rekod fosil tidak menyokong fantasi sedemikian. Semua penemuan saintifik menyimpulkan bahawa manusia sememangnya telah diciptakan sebagai manusia, bermula daripada tiada, dan sentiasa wujud sebagai manusia sejak kali pertama diciptakan. Dapatan arkeologi juga langsung tidak menyokong kronologi evolusionis. Penemuan di zaman manusia baru belajar bercakap seperti yang didakwa evolusionis menunjukkan bahawa masyarakat purba pada masa itu sudah mempunyai dapur dan menikmati kehidupan berkeluarga. Di masa yang didakwa evolusionis bahawa manusia belum tahu tentang seni, objek hiasan dan bahan mentah untuk melukis telah ditemui semasa penggalian.
Semua penemuan ini membuktikan bahawa manusia langsung tidak pernah melalui kehidupan primitif dan liar. Tidak pernah wujud zaman tanpa tamadun di mana manusia hanya menggunakan perkakasan batuan dan kayu. Golongan beriman sentiasa memimpin cara hidup manusia, dengan pakaian, pinggan, mangkuk, sudu dan garpu dimanfaatkan dalam kehidupan. Manusia sentiasa hidup dalam pelbagai keadaan, berbicara, membina bangunan dan menghasilkan kerja seni bersesuaian dengan keperluannya. Terdapat doktor, guru, tukang jahit, jurutera, arkitek dan artis, dalam urutan sosial yang kukuh. Dengan inspirasi dari Ilahi, mereka yang memiliki pemikiran dan etika yang positif sentiasa memanfaatkan rahmat-Nya di muka bumi.
Sejajar dengan kemajuan teknologi dan pertambahan ilmu, sudah pasti berlaku perubahan dalam teknologi secara sendirinya. Alatan baru dibangunkan selari dengan keadaan semasa, dapatan saintifik ditemui, serta perubahan budaya berlaku. Walau bagaimanapun, peningkatan dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi tidak membuktikan sebarang kewujudan evolusi.
Sudah menjadi kebiasaan untuk ilmu terus meningkat. Seseorang menikmati tahap pembelajaran yang berlainan di sekolah rendah, sekolah menengah dan universiti. Tetapi jika pengetahuan seseorang sentiasa bertambah sepanjang hidupnya, itu tidak bererti yang dia sedang berubah dan berkembang secara kebetulan. Perubahan yang sama juga berlaku dalam kehidupan masyarakat. Penemuan-penemuan terbaru juga dibuat sejajar dengan keperluan masyarakat, mekanisme baru dicipta dan secara beransur-ansur diperbaiki oleh generasi berikutnya. Tetapi ini tetap bukan satu proses evolusi.
Sumber: tenonetnonet.com
No comments: